Entri Populer

Senin, 21 Maret 2011

Memulai usaha ala Purdi Chandra


Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk memulai usaha itu sangat susah ketimbang mencari pekerjaan yang makan gaji terbatas malah untuk mendapatkan suatu pekerjaan itu ada yang memakai uang pelicin alias uang sogokan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut seperti yang kita ketahui bahwa bukan rahasia umum lagi untuk bisa menjadi PNS untuk starata 1( S1) harus merogoh kocek hingga ratusan juta, nah salah satu yang membuat Negara ini tidak maju yaitu untuk mendapatkan suatu pekerjaan harus mempunyai modal banyak, padahal jika dibandingkan dengan buka usaha dengan asumsi setengah dari modal untuk PNS itu sudah bisa membuka usaha yang banyak dan jika dihitung pendapatannya bisan 10 kali lipat dari pendapatan PNS tersebut. Mari kita simak pengalaman dari bapak Enterpreneur Indonesia Bapak Purdi Chandra seperti yang saya kutip dari web beliau yaitu Untuk memulai usaha itu kita boleh saja menyontek bisnis atau kesuksesan pengusaha lain? Saya kira dalam dunia usaha, itu sah-sah saja. Apalagi bagi kita yang baru belajar memulai usaha. Saya sendiri ketika pertama kali buka usaha sewaktu mahasiswa dulu, saya juga bingung mau usaha apa. Saya lihat, Sky Mulyono sukses besar buka bimbingan belajar di Jakarta. Saya pikir, kenapa saya tidak buka bimbingan belajar di Yogya.
Waktu itu saya belum punya pengalaman bisnis. Pokoknya saya buka saja. Saya tak pernah menghitung-hitung, apakah bisnis itu feasible atau tidak. Karena saya yakin kalau usaha Sky Mulyono bisa sukses, maka saya pun bisa sukses. Pendeknya saya memberanikan membuka usaha bimbingan belajar itu, baru hitungan bisnisnya menyusul. Bukan sebaliknya, kita banyak hitungan bisnis, tapi akhirnya usaha tak pernah muncul-muncul, dan hanya sekedar ide. Akhirnya saya buka bimbingan belajar Primagama. Begitu juga, ketika saya buka restoran Padang Prima Raja, saya juga meniru kesuksesan restoran Padang Sari Ratu di Jakarta.
Ini beda dengan tradisi sistem pendidikan kita di sekolah. Jadi yang namanya nyontek dilarang keras. Padahal, menurut saya orang nyontek itu kratif. Nyontek dalam bisnis itu sah-sah saja. Maka Bambang Rahmadi nyontek membuka McDonald-nya lewat franchise bisa sukses. Begitu juga pengusaha Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, dan masih banyak usaha lainnya.
Usaha mereka makin jadi besar juga bukan karena modal besar. Sebaliknya mereka sukses dari modal kecil. Memang tak sedikit tantangan atau kegagalan yang dialaminya. Tapi semuanya dilalui dengan sabar karena mereka ingin meraih sukses dalam usahanya.
Saya yakin, kita pun bisa demikian. Kalau orang lain maju usahanya, kita semestinya harus maju pula. Oleh karena itu menurut saya “Kita tak usah khawatir dengan resiko bisnis kalaupun itu muncul”. Hadapilah dengan sabar dan penuh percaya diri. Kita harus yakin pada usaha kita.
Memang benar apa yang pernah dikatakan Peter F. Drucker, bahwa, “ Sebenarnya tiap orang dapat belajar jadi entrepreneur sukses”. Sebab untuk jadi entrepreneur tidak ada yang misterius. Buktinya coba kalau kita jeli, sebenarnya peluang bisnis di depan mata kita, yang kita jalankan. Namun, memang akhirnya kembali pada kita. “Beranikah untuk mencoba peluang tersebut?”
Wah luar bisa sekali keberanian pak Purdi Chandra tersebut, bagaimana dengan anda!
Selengkapnya...

Bom Buku


Bom buku akhir-akhir ini kian marak di wilayah hukum Indonesia, akibat dari teror bom buku ini akan berdampak negatip pada dunia usaha, dimana para investor akan khawatirkan keamanan berinvestasi di Indonesia Teror Bom Kali ini sudah merubah cara dengan modus terbaru mereka, kali ini merebak modus baru teror bom yaitu Bom Buku. Seperti baru-baru ini terjadi di Utan Kayu, Bom buku tersebut di tujukan untuk Ulil Abshar, Yang kedua ditujukan untuk Japto, selanjutnya Bom Buku di tujukan Untuk Gories dan terakhir di tujukan pada Ahmad Dhani.
Sebenarnya teror bom buku bukan merupakan teror bom baru lagi, Bom buku yang banyak di tebar di Indonesia tidak lain adalah hasil modifikasi dari apa yang di kenal dengan letterbomb ( Bom Surat ) Jika di lihat dari target yang dikirimi paket bom tersebut hampir semua sasaran pernah menimbulkan isu isu yang tidak relevan di kalangan tertentu.

Anggota DPR dari Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, mengingatkan teror bom yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta belakangan ini jangan sampai dijadikan kampanye hitam untuk makin mendiskreditkan umat Islam.
"Saya mengimbau semua pihak untuk menahan diri agar tidak mengeluarkan opini yang tidak memiliki dasar. Kita serahkan saja dan percayakan kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus teror bom buku. Kasus ini jangan dipolitisasi sehingga menguntungkan beberapa pihak dan makin menyudutkan Islam," ujar Jazuli Juwaini di Gedung DPR Jakarta,
Selengkapnya...